essay- BAHASA INDONESIA & BAHASA ALAY
BAHASA INDONESIA & BAHASA ALAY
Latar
belakang :
1.
Bahasa merupakan identitas suatu bangsa.
2. Bahasa
nasional merupakan bahasa pemersatu bangsa.
Tujuan :
1. Mengajak generasi muda untuk menghargai bahasa
Indonesia.
2. Mengantisipasi lunturnya bahasa Indonesia
karena kemunculan bahasa Alay dikalangan remaja.
Isi
:
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai
dengan situasi dan kondisi pemakaian serta mematuhi kaidah-kaidah bahasa yang
berlaku secara konsisten.
Kaidah bahasa meliputi
aspek: (1) tata bunyi, (2) tata istilah dan kosakata, (3) tata kalimat, (4)
ejaan, dan (5) makna.
Kapan,
di mana, dan dengan siapa Anda berbicara, merupakan ketepatan memilih ragam
bahasa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Tentu ketika berada di rumah,
di pasar, dan di warung makan, misalnya, tidak harus menggunakan bahasa
Indonesia yang baku. Namun saat ini keberadaan bahasa Indonesia yang baik dan benar telah
tergeser dengan munculnya bahasa Alay dikalangan anak muda.
Ada yang bilang Alay itu Anak Lebay, Anak Layangan,
Anak layu atau Anak kelayapan dan lain sebagainya. Kini anak muda sekarang
cenderung mengandurungi ini namun ada juga yang tidak suka. Fenomena ini
senantiasa bisa salah kaprah atau bahkan bisa merusak. Bahasa Alay itu sangat
berbeda dari bahasa biasanya, awal mula kemunculan bahasa rumit ini tak lepas
dari perkembangan SMS atau layanan pesan singkat. Namanya pesan singkat, maka
menulisnya jadi serba singkat, agar pesan yang panjang bisa terkirim hanya
dengan sekali SMS. Selain itu juga agar tidak terlalu lama mengetik dengan
tombol handphone yang terbatas. Awalnya memang hanya serba menyingkat. Kemudian
huruf-huruf mulai diganti dengan angka, atau diganti dengan huruf lain yang
jika dibaca kurang lebih menghasilkan bunyi yang mirip.
Keberadaan bahasa alay dianggap kaum muda sebagai alat
komunikasi dalam pergaulan sehari-hari. Baik lisan maupun tulisan, bahasa ini
dianggap sebagai media berekspresi. Namun, tanpa disadari, lama kelamaan bahasa
alay bisa mengancam eksistensi Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan karena
semakin jauh berbeda dengan kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar. “Para
pemuda seharusnya bisa menempatkan dirinya dan mengikuti kaidah-kaidah Bahasa
Indonesia. Karena bahasa itu kan menunjukkan diri seseorang,” ujar Laksmi,
dosen Bahasa Indonesia Institut Pertanian Bogor,Sabtu
(9/10).
Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan
fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat
yang memiliki arti. Bahasa itu merupakan alat yang sangat tidak memadai untuk
berfikir dengan tertib dan untuk melahirkan pendapat (C.P.F.Lecoutere, L.
Grootaers).
Akan tetapi, munculnya bahasa Alay juga merupakan
sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa Indonesia dan pertanda
semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang. Dalam ilmu
linguistik memang dikenal adanya beragam-ragam bahasa baku dan tidak baku.
Bahasa baku biasnya digunakan dalm acara-acara yang kurang formal. Akan tetapi
bahasa Alay merupakan bahasa gaul yang tidak mengindah.
Kita ketahui bahwa Bahasa Indonesia itu sudah mulai
dipenuhi oleh bahasa asing yang
mungkin saja dapat merusak, salah satunya yaitu bahasa Alay. Jika hal ini kita
perhatikan, tatanan bahasa Indonesia kian merasuki E.Y.D yang benar. Namun,
kita juga harus terbuka dengan hal-hal yang baru tapi tidak mengindahkan
tatanan bahasa yang baik dan benar. Penggunaan bahasa Alay oleh para remaja ABG
mungkin dimaksudkan untuk menyingkat karakter agar efisien atau agar ortu
(orang tua) yang kebetulan memergoki mereka ketika ber-SMS atau mencuri-curi
membuka hape anaknya menjadi puyeng sendiri karena tidak mengerti.
Nah, kalau setiap hari para remaja kita sudah biasa
ber-SMS sampai ratusan kali dengan menggunakan bahasa Alay terus-menerus, tidak
mustahil mereka menjadi linglung ketika harus menjawab soal bahasa Indonesia
yang mempunyai aturan baku tentang penggunaan huruf besar dan kecil,
tanda-tanda baca, dan lain-lain.
A : N4nt1 50re ud 4d4 4cr4 g4? B : Gk, ‘loM 4d4, knp?
A : M0 Nnt0n sm W 94k? B : Bwleh, y03ks.. )
Yang Anda lihat di atas sama sekali bukan kode bahasa
rahasia intelijen. Tapi sekadar gaya bahasa tulis yang sedang populer di
kalangan anak muda sekarang ini. Gaya bahasa ini mudah Anda jumpai di SMS yang
ada di handphone mereka, atau pada status dan wall Facebook anak-anak muda.
Mungkin Anda akan langsung merasa sebal atau malah pusing membacanya. Namun,
jika sudah bisa menebak artinya, Anda jangan keburu senang dulu. Sebab tidak
selamanya Anda langsung bisa paham maksudnya.
“Bahasa alay yang kian banyak digunakan oleh
generasi muda Indonesia ini hanya punya syarat mengancam dan merusak bahasa
Indonesia jika digunakan pada media yang tidak pada tempatnya,” ujan Suleman.
Sebaliknya, kata Suleman, jika hanya digunakan sebagai
bahasa pergaulan, atau media-media baru yang memilih cara interaksi yang baru,
seperti situs jejaring sosial Facebook atau Twitter, maka bahasa “alay” tidak
perlu terlalu dikhawatirkan.
“Biarkan bahasa gaul itu berinteraksi pada tempatnya,
malah keberadaannya dapat memperkaya kajian para ahli linguistik,” ujar
Suleman, yang tengah menyusun disertasi dengan fokus penggunaan bahasa gaul di
berbagai situs jaringan sosial. Kalangan pendidik diimbau untuk tidak perlu
gelisah secara berlebihan terhadap merebaknya bahasa “alay” atau bahasa gaul di
kalangan remaja masa kini. Bahasa “alay” tidak akan merusak bahasa Indonesia.
Terkait dengan itu, lanjutnya, para linguis dan kalangan pendidik tidak perlu
mengambil sikap berlebihan. “Bahasa Indonesia justru akan teruji dan berkembang
sesuai zamannya, dengan adanya berbagai variasi bahasa di sekitarnya,” kata
dia.
Berikut disampaikan contoh beberapa Bahasa Alay:
·
Gue : W, Wa, Q, Qu, G
·
Aku : Akyu, Akuwh, Akku, q.
·
Lo/kamu : U
·
Rumah : Humz, Hozz
·
Aja : Ja, Ajj (Ajj bacanya apa ya?)
·
Yang : Iank/Iang, Eank/Eang (ada juga yang iiank/iiang)
·
Tuh : Tuwh, Tuch
·
Deh : Dech, Deyh
·
Sempat : S4
·
Lucu : Luthu, Uchul, Luchuw
·
Khusus : Khuzuz
·
Kalian : Klianz
·
Belum : Lom, Lum
·
Cape : Cppe, Cpeg
·
Kan : Khan, Kant, Kanz
·
Manis : Maniezt, Manies
·
Cakep : Ckepp
·
Keren : Krenz, Krent
·
Dulu : Duluw (Dulux aja biar bisa ngecat rumah)
·
Chat : C8
·
Tempat : T4
·
Add : Et, Ett (biasanya minta di add friendsternya)
·
Banget : Bangedh, Beud, Beut (sekalian aja baut sama obeng)
·
Telepon : Tilp
·
Ini : Iniyh, Nc
·
Boleh : Leh
·
Baru : Ru
·
Ya/Iya : Yupz, Ia, Iupz
·
Kok : KoQ, KuQ, Kog, Kug
·
Nih : Niyh, Niech, Nieyh
·
Ketawa : wkwkwk, xixixi, haghaghag, w.k.k.k.k.k., wkowkowkwo
·
Nggak : Gga, Gax, Gag, Gz
·
Hai : Ui
·
SMS : ZMZ, XMX, MZ (oh god…)
·
Mengeluh : Hufft
·
Kurang : Krang, Krank (Crank?)
·
Tau : Taw, Tawh, Tw
·
Maaf : Mu’uv, Muupz, Muuv
·
Sorry : Cowwyy, Sowry
·
Siapa : Sppa, Cppa, Cpa, Spa
·
Kakak : Kakagg
·
Lagi : Ghiy, Ghiey, Gi
·
Apa : Pa, PPa (PPa ???)
·
Tapi : PPi
·
Kenal : Nal (buset irit karakter banget)
·
Buat : Wat, Wad
·
Cewek : Cwekz
·
Cowok : Cwokz
·
Bokep : Bokebb
·
Sih : Siech, Sieyh, Ciyh (nggak sekalian aja Syekh Puji)
·
Nya, contoh : misalnya, jadi misalna, misal’a, misal.a
·
Imut : Imoetz, Mutz
·
Loh : Loch, Lochkz, Lochx
·
Gitu : Gtw, Gitchu, Gituw
·
Salam : Lam
·
Karena/Soalnya : Coz, Cz
·
Masuk : Suk, Mzuk, Mzug, Mzugg
·
Punya : Pya, P’y
·
Pasti : Pzt
·
Anak : Nax, Anx, Naq (ko-naq?)
·
Cuekin : Cuxin
·
Curhat : Cvrht
·
Main : Men
·
Paling : Plink, P’ling
·
Love : Luph, Luff, Loupz, Louphh
·
Makan : Mumz, Mamz
·
Yuk : Yuq, Yuqz, Yukz
·
Terus : Rus, Tyuz, Tyz
·
Tiap : Tyap
·
Dong : Dumz, Dum (apa Dumolit?)
·
Reply : Repp (ini yang paling sering ditemukan di dunia maya)
·
Halo : Alow (menurut kalian, apakah kita teletubbies?)
·
Sayang : Saiank, Saiang
·
Kalau : Kaluw, Klw, Low (oh maann…)
·
Setiap : Styp
·
Lupa : Lupz
·
Udah : Dagh
·
Kamu : Kamuh, Kamyu, Qmu, Kamuwh
Penggunaan bahasa Alay memiliki dampak
yang positif dan negatif. Dampak positif dengan digunakannya bahasa Alay adalah
remaja menjadi lebih creative. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa
Alay ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa
yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, media yang tepat dan
komunikan yang tepat juga.
Sedangkan dampak negatifnya adalah
penggunaan bahasa Alay dapat mempersulit penggunanya untuk berbaha Indonesia
dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan
untuk selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar. Tidak mungkin jika
pekerjaan rumah, ulangan atau tugas sekolah dikerjakan dengan menggunakan bahasa
Alay. Karena, bahasa Alay tidak masuk ke dalam tatanan bahasa akademis. Begitu
juga di kantor, laporan yang kita buat tidak diperkanakan menggunakan bahasa
Alay. Jadi, ketika situasi kita dalam situasi yang formal jangan menggunakan
bahasa Alay sebagai komunikasi.
Dampak negatif lainnya, bahasa Alay
dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud
di dalamnya. Karena, tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata Alay
tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan
waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.
Bahasa Alay bisa saja mengusik tatanan
Bahasa Indonesia, namun dengan demikian keberadaan Bahasa Indonesia juga bisa
teruji dengan hal-hal yang baru sehingga bisa lebih menguatkan Bahasa Indonesia
itu sendiri. Sudah seharusnya, kita harus bisa menjadikan Bahasa Indonesia
untuk berbicara satu sama lain, bahkan masih banyak orang Indonesia yang tidak
bisa berbicara Bahasa Indonesia. Namun,
semua itu pasti ada zaman-zamannya misalkan dulu heboh dengan bahasa gaul namun
dengan sendirinya berangsur-angsur hilang dan Bahasa Alay bukan tidak mungkin
akan hilang juga dari peredarannya.
Kesimpulan :
Bahasa
Alay bisa saja mengusik tatanan Bahasa Indonesia, namun dengan demikian
keberadaan Bahasa Indonesia juga bisa teruji dengan hal-hal yang baru sehingga
bisa lebih menguatkan Bahasa Indonesia itu sendiri.
Pemakaian
bahasa hendaknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta mematuhi kaidah-kaidah bahasa yang berlaku secara konsisten.
Sumber :
Comments
Post a Comment