drama - PERSAHABATAN MENGALAHKAN SEGALANYA
DRAMA
PELAKU :
1.
Setyo Budianto sebagai RYAN
2.
M. Irfan Cesarianto sebagai VANI
3.
Denanda Agnes Safitri sebagai NESSA
4.
Arini Tri Wahyuningtyas sebagai
RIANTI
PERSAHABATAN MENGALAHKAN SEGALANYA
Suatu ketika di suatu taman yang teduh dan damai ada tiga orang sahabat.
Mereka adalah Vani, Nessa, dan Rianti. Seperti biasa, mereka selalu bersama dan
membicarakan sesuatu di taman itu. Tapi baru beberapa menit di sana, Vani
merasa lapar dan mengajak kedua sahabatnya ke kantin.
Vani : “Aduuh..
Aku laper nih! Ke kantin, yuk!” (sambil
memegang perutnya)
Rianti : “Okeeeh…. Tapi
traktir lho, ya!”
Vani :
“Siaaaap..Mumpung lagi banyak duit.. hahaha.. Ayo Ness, tak traktirin juga. Mau
gak?”
Nessa : “Ah, enggak deh.
Aku nitip aja yaa.”
Rianti : “O….ya
udah, kita tinggal dulu, oke!” (melambaikan tangan)
Tiba-tiba datang seorang cowok yang melihat Nessa sendirian di taman itu. Cowok
itu ternyata sedang merencanakan sesuatu.
Ryan : ”Wah!! Ada cewek cantik tuh. Kesempatan nih,
buat cari gebetan baru!!”
Cowok itu berusaha mendekati
Nessa yang sedang sendirian di taman dan berusaha menjalankan rencananya.
Ryan : ”Hai!! Sendirian aja”
Nessa : ”Iya..hai!” (terkejut)
Ryan : ”Kamu anak kelas berapa?”
Nessa : ”Aku anak XI IPA 3, kamu sendiri?”
Ryan : “Oh, aku XI IPS 4. Oh ya, boleh tau nama
kamu?”
Nessa : “Kenalin, aku Nessa. Kamu siapa?”
Ryan : “Namaku Ryan. Seneng bisa kenalan sama
kamu.”
Nessa : “Iya, sama.”
Ryan : “Ness, boleh minta nomor Hp kamu, enggak?”
Nessa : “Lhoh? Buat apa?”
Ryan : “Enggak apa-apa sih. Pengen akrab sama kamu
aja.”
Nessa : “Ooooh. Oke.” (Ryan dan Nessa saling bertukar
nomor telepon)
Ryan : “Eh, udah dulu ya, Ness. Aku mau ada
keperluan. Nanti aku hubungin kamu, ya.” (berjalan meninggalkan Nessa)
Beberapa
saat kemudian ...
Rianti : “Hei, Ness. Kita bawa makanan banyak, nih.”
(menunjukkan bawaannya)
Vani : “Iya dong, kan aku yang nraktir kalian.”
Nessa : “Iya.. Oke, Van. Makasih, ya J. Ngomong-ngomong kalian tau
nggak? Tadi ada cowok nyamperin aku, terus dia ngajakin kenalan.”
Vani : “Ciyusss??? :o Terus kamu gimana?”
Nessa : “Ya gitu deeeh.”
Rianti : “Cieee yang sekarang punya gebetan baru.”
Nessa : (tersenyum malu)
Bel tanda istirahat telah usai
pun berbunyi. Suasana kelas kembali seperti biasanya, namun ada sesuatu yang
beda dari biasanya. Guru yang seharusnya masuk di XI IPA 3 tidak hadir, ia
memberikan tugas pada kelas. Semua siswa sibuk mengerjakan tugas. Tapi Nessa malah
sibuk sendiri dengan handphonenya.
Rianti : “Ness, bantuin ngerjain dong.” (mendekatkan
tugasnya ke Nessa)
Nessa : “Iya, sebentar Ri.” (sibuk dengan
handphonenya)
Rianti : “Kamu lagi ngapain, sih? Sibuk banget.”
(mulai kesal)
Nessa : “Iyaaaaa, Ri. Sebentar dong. Bisa sabar
nggak, sih?” (ikut-ikutan kesal)
Ketika
jam sekolah telah selesai, Ryan datang menemui Nessa. Mereka berdua duduk di
depan kelas.
Ryan : “Hai, Ness. Sorry, ya. Telat. Kamu udah
nunggu lama?”
Nessa : “Iya, gak apa-apa kok. Enggak begitu lama,
sih.” (melihat jam tanggannya)
Ryan : “Kamu tau nggak, kenapa
pelangi muncul selalu setengah lingkaran?”
Nessa : “Enggak tau. Emang kenapa?”
Ryan : “Karena
yang setengahnya ada di mata kamu. J oh ya, Ness kamu tau nggak apa bedanya bintang yg di langit sama kamu?”
Nessa : “Gak tau,
emang apa bedanya?”
Ryan : “Kalau
yang di langit itu namanya bintang kejora, sedangkan kamu itu bintang di hatiku
J.”
Nessa : “A…..bisa
aja deh kamu.”
Ryan : “Emmmmm...(gugup) Ness, kamu lagi free, kan?
Mau nggak kamu jadi pacarku?”
Nessa : “Ryan? (kaget) Kamu serius? Kita kan baru
kenal.”
Ryan : “Iya, Ness. Aku serius.”
Nessa : “Masa, sih? Beneran?” (masih shock)
Ryan : “Iya, aku tuh bener-bener serius. Emang kamu
ragu, ya? Ness, aku udah netepin hati aku buat kamu. Gimana, Ness?”
Nessa : “Oke, kalau kamu emang serius. Gak ada
salahnya kita jalanin ini semua.”
Ryan : “Makasih, Nessa-ku J. Je t’aime.”
Pada saat yang bersamaan dengan
jadiannya Ryan dengan Nessa, Rianti dan Vani sedang pergi ke taman tempat biasa
mereka berkumpul.
Vani : “Ri, Nessa kemana? Dari tadi kok enggak
kelihatan?” (melihat sekeliling)
Rianti : “Tau tuh!!” (masih jengkel karena terbawa
suasana saat mengerjakan tugas dengan Nessa)
Vani : “Kenapa, sih? Kalian lagi ada masalah?”
(penasaran)
Rianti : “Ya gitu lah. Dia sibuk sama gebetan barunya.
Nyebelin!!” (kesal)
Vani : “Ya sudahlah. Kamu sabar aja. Nanti kalau
dia sudah sadar pasti dia juga balik lagi kok.” (menenangkan Rianti)
Rianti : “Ah!! Udahlah! Pulang yuk, Van!”
Hari-hari berlalu, sifat Nessa
perlahan mulai berubah. Dia sekarang jarang bersama dengan kedua sahabatnya.
Mulai ada kerenggangan di antara mereka. Hanya Rianti dan Vani yang lebih
sering terlihat bersama.
Suatu ketika, Rianti sedang
duduk sendirian sambil membaca novel. Tanpa sepengetahuan Nessa, Ryan datang
menghampiri Rianti.
Ryan : “Hai, kamu Rianti anak XI IPA 3, ya?”
Rianti : “Iya, kamu kok tau sih? Kamu siapa?”
Ryan : “Ya tau lah. Kan nama kita couple-an.
Kenalin aku Ryan anak XI IPS 4.”
Rianti : “Oh, hai Ryan.” (masih serius membaca novel)
Ryan : “Kamu tau nggak apa yang lagi aku
pikirin sekarang?”
Rianti : “Enggak tau, emang kamu lagi mikirin apa?”
Ryan : “Aku lagi mikirin hubungan kita.”
Rianti : “Apaaa????” (terkejut)
Ryan : “Hahaha..Aku cuma bercanda kok. Santai aja
kali. Jangan terlalu serius begitu.”
Rianti : “Oh gitu..gak apa-apa.” (wajah tersipu)
Ryan : “Kalau gitu boleh dong kita temenan?”
Rianti : “Iya, boleh kok.” (kembali membaca novel)
Ryan : “Berarti boleh dong, kalau minta nomor Hp
kamu? Yaa biar kita bisa akrab.”
Rianti : “Oke..ya udah.” (bertukar nomor Hp dengan
Ryan)
Seusai sekolah ketiga sahabat
itu, Vani, Nessa, dan Rianti berkumpul di tempat favorit mereka. Namun suasana
yang terjadi di antara mereka tidak seperti biasanya.
Vani : “Kalian kenapa, sih? Dari tadi kok
diem-dieman?” (melihat pada kedua sahabatnya)
Rianti : “Gak apa-apa kok!” (judes)
Nessa : “Nggak kok, gak apa-apa!” (sama judesnya)
Vani : “Haduuuuh! Cerita dong, masa sama sahabat
sendiri gak mau cerita.” (sebel)
Rianti
dan Nessa : “Cerewet banget sih!” (berjalan ke arah berlawanan meninggalkan
Vani)
Vani : “Yaaah kok ditinggal? Tungguin dong!”
Keesokan harinya Ryan dan
Rianti sedang ngobrol berdua di lantai atas.
Rianti : “Ada perlu apa kamu ngajak ketemuan di sini?”
Ryan : “A.....aku..” (gugup)
Rianti : “Kamu kenapa?”
Ryan : “A......aku... Ada sesuatu yang mau aku
omongin ke kamu.”
Rianti : “Iya, kamu kenapa?”
Ryan : “Sebenernya aku suka sama kamu.”
Rianti : “Apa?” (terkejut)
Ryan : ”Kalau kamu nolak aku, mending aku loncat
dari sini!” (bersiap meloncat dari lantai atas)
Rianti : “Jangan, Ryan! Sebenernya aku juga suka sama
kamu.”
Ryan : “Ciyuss?? Berarti kita???”
Rianti : (mengangguk malu)
Beberapa hari telah berlalu, Ryan
berbacaran dengan Nessa dan Rianti tanpa sepengetahuan Nessa dan Rianti. Selama
ini Nessa, Vani, dan Rianti tidak pernah bercerita tentang pacar mereka
masing-masing. Selama ini juga Ryan selalu berhasil mengelabuhi Nessa dan
Rianti. Sampai pada suatu ketika, kebohongan Ryan pun terbongkar saat Vani,
Rianti, Nessa, dan Ryan tak sengaja bertemu di sebuah Mall.
Ryan : “Sayang, makanannya enak ya?”
Nessa : “Masa sih? Boleh gak aku nyobain punya kamu?”
(mencoba sedikit makanan Ryan)
Ryan : “Iya.. Oke J”
Beberapa
saat kemudian ...
Rianti : “Van...Van.., lihat deh! Itu Nessa, kan?”
(menepuk pundak Vani)
Vani : “Mana?” (melihat sekeliling)
Rianti : “Itu loh! Sama siapa dia?” (menunjuk ke arah
Nessa)
Vani : “Kayaknya aku kenal deh.”
Rianti
dan Vani menghampiri Nessa dan Ryan.
Vani : “Kamu ngapain di sini?”
Ryan : “Kok ada kamu?” (terkejut)
Rianti : “Kalian berdua ngapain?”
Nessa : “Aku sama Ryan kan lagi jalan. Sekarang dia
pacarku.”
Vani
dan Rianti : “Apa??!!!” (kaget)
Rianti : ”Ryan itu pacarku!”
Nessa : “Kamu apa-apaan sih, Ri?” (kesal)
Rianti : “Kamu yang apa-apaan!” (kesal)
Ryan : “Udah!! Cukup! Jangan bertengkar di sini!”
Nessa : “Udah deh, Ryan! Kamu pilih dia atau aku?!”
Ryan :“Aku pilih...... (hening sejenak)... VANI”
Rianti
dan Nessa : “Hahhh!!” (sangat terkejut)
Ryan : “Dengerin, aku mau jelasin sesuatu sama
kalian. Sebenernya aku sama Vani udah pacaran dari dulu, sejak SMP.”
Vani : “Terus selama ini kamu sama Rianti dan Nessa
ngapain?”
Ryan : “Sayang, maafin aku. Aku khilaf.”
Rianti
dan Nessa : (pergi menjauh dari Ryan)
Vani : “Masih sempat, ya kamu manggil aku ‘sayang’?
Huh!” (pergi meninggalkan Ryan)
Ryan : “Vaniii!!”
Setelah Nessa dan Rianti pergi
menjauh dari Ryan, mereka pun saling meminta maaf. Mereka kembali akur lagi.
Nessa : “Ri, maafin aku ya. Aku terlalu egois, gak
mentingin persahabatan kita.”
Rianti : “Iya, maafin aku juga, Ness.”
Beberapa
saat setelah Vani meninggalkan Ryan, Vani pun menghampiri kedua sahabatnya.
Vani :”Hii!”
Rianti : “Vani? Kamu sama Ryan gimana?”
Vani : “Aku udah putus sama dia.”
Nessa : “Serius kamu, Van?”
Vani : “Iya, aku sadar kok. Persahabatan kita lebih
penting daripada ego kita masing-masing.”
Vani, Nessa, dan Rianti pun
bersama lagi seperti dulu. Mereka menyadari bahwa persahabatan mereka adalah
hal yang lebih penting daripada apapun. Dalam persahabatan harus ada
keterbukaan dan saling pengertian agar persahabatan dapat abadi selamanya.
Comments
Post a Comment