JEJAK KEHIDUPAN PURBA DI KOTA KRETEK (KUDUS)

JEJAK KEHIDUPAN PURBA DI KOTA KRETEK (KUDUS)


Kudus, sebuah kota kecil yang terletak di bagian utara provinsi Jawa Tengah. Kota tersebut terkenal dengan banyaknya pabrik rokok/kretek, sehingga dijuluki sebagai “Kota Kretek”. Kudus telah menjadi kota yang modern dan dicanangkan oleh pemerintahnya sebagai kota industri. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pabrik-pabrik, mall, resto, dan hotel di kota kecil ini. Namun, di samping modernitas di Kudus, ternyata tersimpan serpihan-serpihan kepurbakalaan yang memperkaya hasanah kekayaan budaya Indonesia, khususnya untuk Kudus sendiri. Bukti kepurbakalaan tersebut tersimpan rapi dalam “Situs Patiayam”.

LOKASI SITUS PATIAYAM

Situs Patiayam berlokasi di dukuh Kancilan, desa Terban, kecamatan Jekulo, kabupaten Kudus, provinsi Jawa Tengah. Di daerah Patiayam ini banyak ditemukan fosil-fosil, oleh warga sekitar disebut ‘balung buta’ (baca: balung buto  –tulang raksasa).

fosil badak
Balai Arkeologi Yogyakarta telah melakukan penelitian di situs ini pada 16-17 November 2005. Menurut para ahli, situs Patiayam dikenal sebagai situs hominid (manusia purba) di Indonesia. Mengapa demikian? Hal itu dikarenakan bahwa di sungai Kancilan banyak ditemukan perelatan batu yang digunakan manusia purba.

Di situs Patiayam terdapat temuan sejumlah fosil binatang purba temuan penduduk sekitar, diantaranya fosil gajah, kerbau, kerang, banteng, rusa, dan fosil-fosil lain. Oleh karena itu, situs Patiayam memiliki persamaan dengan situs Sangiran, Trinil, dan Mojokerto, serta Nganjuk.
fosil binatang laut

Dulunya bukit Patiayam sering dikunjungi orang-orang Belanda yang melakukan ekspedisi. Mereka menginap di rumah-rumah warga. Seusai mendaki bukit, mereka memperoleh sejumlah tulang raksasa dan mambawa pulang temuannya.

PENEMUAN FOSIL

fosil gading gajah
Fosil-fosil yang ditemukan di situs Patiayam diantaranya:
-         
    Fosil Stegodon trigonochepalus (gajah purba)
-          Fosil Elephas sp. (gajah purba)
-          Fosil Cervus zwaani (rusa)
-          Fosil Cervus lydekkeri Martin (rusa)
-          Fosil Rhinoceros sondaicus (badak)
-          Fosil Sus bracygnatus Dubris (babi)
-          Fosil Felis sp. (harimau)
-          Fosil Bos bubalus palaeoharabau (kerbau)
-          Fosil Bos banteng palaeosondicus (banteng)
-          Fosil Crocodilus sp. (buaya)

fosil banteng
Fosil-fosil tersebut ditemukan dalam lapisan batu pasir tufoan (Tuffaceous sandstones). Temuan fosil di situs Patiayam memiliki keistimewaan jika dibandingkan dengan fosil temuan di daerah lain, karena sebagian situs yang ditemukan utuh.

Hingga sekarang terdapat lebih dari 1500 fosil temuan yang disimpan di Museum Situs Patiayam. Sebagian gading gajah ditempatkan di Museum Ronggowarsito Semarang. Fosil-fosil tersebut sebagian diangkat dari lapisan pleistosen bawah dan telah berusia satu juta sampai 700,000 tahun yang lalu.

GAJAH STEGODON DI PATIAYAM

penelitian fosil gading gajah
Stegodon, sejenis gajah purba yang termasuk dalam genus dari subfamili Stegodontinae yang telah punah dari ordo Proboscidea. Stegodon hidup di Asia selama era Pliosen (5 – 2 juta tahun lalu)dan di era Pleistosen (2 juta - 10,000 tahun lalu). Beberapa species, Stegodon merupakan yang terbesar diantara semua Proboscidea. Stegodon dewasa memiliki tinggi 13 kaki (4.3 meter).


Stegodon trigonocephalus, Stegodon yang pernah hidup di Patiayam berkepala trigonal. Bukti dari ditemukannya Stegodon ini yaitu ditemukannya gading dan tulang Stegodon di kawasan situs Patiayam. Temuan gading pertama memiliki panjang 3.17 meter dan gading kedua berukuran panjang 1,44 meter. Sekarang, kedua gading gajah ini tersimpan di Museum Ronggowarsito. Pada April 1981, Tim Pusat Penelitian dan Penggalian Benda Purbakala Yogyakarta menemukan dua gading gajah purba dengan panjang 2.5 meter dan diameternya 15 cm yang ditemukan di bukit Patiayam, kecamatan Margorejo, kabupaten Pati. Usia fosil ini diperkirakan 800,000 tahun. Di tahun 2007 juga ditemukan fosil gading Stegodon dengan spesies yang sama dengan panjang 3.7 m.

Comments

Popular posts from this blog

Unsur Intrinsik Legenda ‘Keong Emas’

REINFORCEMENT DAN PUNISHMENT

PERTANYAAN SEPUTAR ALKALI