Curhat Bikin Makin Stres!! Kenapa?

Hii hiii guys, wassup? Gimana keadaan hati, pikiran, dan badan kalian nih? Stress kah? It’s ok. Stress itu respons yang wajar kalau kita sudah ngrasa hal yang dihadapi sangat overload. Kalau sudah ngrasa stress kayaknya banyak dari kita yang malah jadi overthingking akan suatu hal. Dampaknya akan membuat kondisi kesehatan kita jadi menurun, terus parahnya guys kita bisa jadi orang yang produktivitasnya menurun. Deadline gak kekejar. Berabe kan?

Nah, saat stress pastinya kita butuh untuk berbagi dengan orang lain a.k.a curhat. Partner curhat pun bisa macem-macem nih. Ada kan yah, yang suka curhat di socmed? Yupp.. socmed memang udah jadi partner curhat setia selain teman, keluarga, pacar, ataupun orang terdekat lainnya. Tapi yah itu tadi. Kalau keseringan curhat di socmed pada akhirnya banyak yang kena bully. So, partner curhat terbaik adalah “orang “. Lalu gimana dong kalau udah curhat sama orang terdekat tapi masih ngerasa belum plong? Masi kayak ada yang ngeganjel gitu?

Jika seseorang ngrasa teramat stress dan terbebani dan sudah curhat ke banyak orang tapi masih belum lega biasanya akan lari ke “orang pintar”. Orang pintar di sini bukan profesor ataupun apa loh, i think you know what i mean hehehe. Banyak orang yang mengambil langkah kayak gitu, tapi kurasa curhat ke “orang pintar” bukanlah menyelesaikan masalah dan mendapatkan solusi yang tepat, malahan akan membuat makin stress dan makin berperasangka buruk.

Coba perhatiin deh.. ada orang yang merasa terbebani akan pekerjaan, kegiatannya, ataupun lingkungan pertemanannya. Dia pun selalu ngrasa perutnya tidak pernah beres, mual, kembung, maag, sering deg-degan, kesemutan, sering pusing, dan banyak hal lainnya yang buat dia ngrasa gak nyaman. So then dia pergi ke dokter untuk mengatasi gelaja fisik yang dia alami, tapi dia belum merasa puas atas penjelasan dan saran dokter sehingga dia pun pergi ke orang pintar.. So this is it, respons mereka:
         (1)  Dokter: “Hal itu sangat wajar & gejala yang dialami adalah akibat anda terlalu capai. Saran saya, anda perlu untuk rehat sebentar dari rutinitas dan belajar manajemen diri yang baik. Nanti perlahan-lahan rasa tidak nyaman tersebut akan berkurang. Tidak apa-apa, tidak perlu khawatir berlebihan”.
          (2)  Orang pintar; “Wah saya lihat sepertinya kamu kena guna-guna. Ada orang yang gak suka sama kamu, jadinya semua yang kamu lakuin gak ada yang memuaskan”.

Dari kedua respons itu pas curhat ke dua “ahli” yang berbeda kamu bisa ambil kesimpulannya kan? Dua “ahli” itu berasal dari background dan pengetahuan yang berbeda. Mereka pun akan memberikan saran dari sisi yang berbeda atas permasalahan yang kalian alami, guys. Btw itu tadi Cuma ilustrasi aja yaa.

Kalau kalian mau curhat atau minta saran/solusi, baiknya ceritalah ke orang yang berpikiran positif. Orang dengan pikiran positif akan bisa untuk menyelami dan memahami permasalahan dengan lebih baik tanpa melemparkan asumsi negatif atas orang lain. Nah, coba perhatikan yang (2) itu, dengan kita mendengarkan respons tersebut akhirnya kita akan makin stres karena negative thinking ke orang lain, kita akan selalu merasa curiga pada orang lain. Padahal belum tentu ‘belum berhasil’nya kita untuk mencapai suatu hal itu karena obstacles dari orang lain. Tapi obstacles utamanya berasal dari diri kita sendiri.

Sebaiknya cobalah untuk introspeksi diri, cari kelemahan kita ada di mana. Bantu diri kita untuk mendapatkan ketenangan batin dengan lebih mendekatkan diri pada Tuhan.  Jika kita butuh pertimbangan, mintalah pertimbangan pada orang (sahabat maupun keluarga) yang memang berpikiran positif yang nantinya akan membantu kita menemukan jalan dengan lebih baik & mendukung kita dengan sepenuh hati.

So yeah, dats all. What i wanna say is.. “BE POSITIVE” dan dekatlah dengan orang yang “POSITIVE”.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Unsur Intrinsik Legenda ‘Keong Emas’

REINFORCEMENT DAN PUNISHMENT

Post Anestesi Score