MAKALAH TOKEN EKONOMI

BAB I
PENDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG MASALAH
Disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar anak dalam rangka pembentukan dan pengembangan wataknya secara sehat. Tujuan diterapkannya disiplin agar anak dapat secara kreatif dan dinamis dalam mengembangkan hidupnya di kemudian hari. Kasih sayang dan disiplin harus berjalan bersama-sama secara seimbang. Kasih sayang tanpa disiplin dapat mengakibatkan munculnya rasa ketidakpedulian, sebaliknya disiplin tanpa kasih sayang merupakan tindakan kejam.
Menurut Spock dalam Wantah 2005: 142, Konsep positif dari disiplin ialah sama dengan pendidikan dan bimbingan karena menekankan pertumbuhan didalam disiplin diri dan engendalian diri. Ini kemudian akan melahirkan motivasi dari dalam. Disiplin negatif memperbesar ketidakmatangan individu, sedangkan disiplin positif menumbuhkan kematangan. Fungsi pokok disiplin ialah mengajarkan anak menerima pengekangan yang diperlukan dan membantu mengarahkan energi anak ke dalam jalur yang berguna dan diterima secara sosial. Oleh sebab, itu disiplin positif akan membawa hasil yang lebih baik dari pada disiplin negatif.
Para siswa seringkali melakukan pelanggaran kedisiplinan, baik pelanggaran ringan maupun berat. Di lingkungan internal sekolah pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran ringan sampai pelanggaran berat, seperti kasus bolos sekolah, perkelahian, nyontek, pemalakan, dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya. Tentu saja semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangan, maka disinilah arti penting penanaman disiplin sejak dini yaitu untuk mencegah dan menanggulangi adanya ketidakdisiplinan.
Dengan adanya masalah kurang disiplin yang terjadi di sekolah tersebut, maka ada salah satu metode yang sering digunakan di sekolah untuk penguatan perilaku positif pada anak yaitu pemberian reward (penghargaan), yang pertama reward verbal yang berupa pujian dari guru. Dimana pujian diberikan ketika siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan tertib. Reward (penghargaan) tidak hanya berupa verbal, tetapi ada juga yang berupa non verbal salah satunya yaitu dengan metode token ekonomi. Token ekonomi merupakan suatu wujud modifikasi perilaku yang dirancang untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dengan pemakaian token (tanda-tanda). Individu menerima token dengan cepat setelah mempertunjukkan perilaku yang diinginkan.

 B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah yang dimaksud dengan token ekonomi?
2.      Bagaimana peran metode token ekonomi untuk memodifikasi perilaku?
3.      Apa saja tujuan dari token ekonomi?
4.      Apa saja komponen token ekonomi?
5.      Bagaimana langkah pelaksanaan token ekonomi?
6.      Bagaimana kelebihan dan kelemahan metode token ekonomi?

C.       TUJUAN PENULISAN
1.         Mengetahui pengertian token ekonomi.
2.         Memahami peran metode token ekonomi untuk memodifikasi perilaku.
3.         Memahami tujuan penerapan token ekonomi.
4.         Mengetahui komponen-komponen token ekonomi.
5.         Memahami langkah pelaksanaan token ekonomi.
6.         Mengetahui kelebihan dan kelemahan token ekonomi.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN EKONOMI TOKEN
Token Ekonomi merupakan suatu wujud modifikasi perilaku yang dirancang untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dengan pemakaian token (tanda-tanda). Individu menerima token dengan cepat setelah mempertunjukkan perilaku yang diinginkan. Token itu dikumpulkan dan dipertukarkan dengan suatu obyek atau kehormatan yang penuh arti.
Istilah program token ekonomi merujuk pada sembarang sistem ketika seseorang dibayar atas tindakan positifnya dan didenda jika melakukan tindakan negatif. Pembayaran dapat dilakukan dalam bentuk koin atau poin, yang digunakan untuk membeli imbalan boleh berupa barang atau hak istimewa (Edward 2006: 160). Token ekonomi merupakan suatu prosedur dimana beberapa token (kupon), (misal kepingan poker, atau stiker) diberikan ketika muncul perilaku yang dikehendaki dan dapat ditukar dengan benda-benda atau aktivitas yang diinginkan (Davidson, 2010).

B.     TUJUAN PENERAPAN EKONOMI TOKEN
Penggunaan metode token ekonomi memiliki tujuan diantaranya:
1) Meningkatnya kepuasan dalam mendorong peningkatan kompetensi siswa melalui penghargaan yang kongkrit atau visual sehingga tingkat kesenangan siswa melakukan sesuatu prestasi benar-benar tampak.
2) Meningkatnya efektivitas waktu dalam pelaksanaan pembelajaran. Belajar yang efektif adalah yang menggunakan waktu yang pendek dengan hasil yang terbaik dan terbanyak. Siswa harus menyadari berapa lama mereka telah belajar dan berapa banyak waktu yang telah mereka gunakan secara efektif untuk melaksanakan aktivitas belajar.
3) Berkurangnya kebosanan, suasana belajar yang kolaboratif, rivalitas, kompetitif yang diberi penguatan oleh pendidik dapat menurunkan tingkat kebosanan sehingga siswa dapat berpartisipasi dalam jangka waktu yang yang lama.
4) Meningkatnya daya respon suasana belajar yang kompetitif akan meningkatkan kecepatan siswa dalam memberikan respon. Setiap respon yang sesuai dengan tujuan akan segera mendapat penguatan sehingga suasana belajar menjadi cair, komunikatif dan lebih menyenangkan.
5) Berkembangnya penguatan yang lebih alami, melalui pemberian penguatan yang tepat waktu dan disesuaikan dengan tingkat prestasi setiap siswa atau setiap kelompok siswa.
6) Meningkatnya penguatan sehingga motivasi belajar setiap siswa berkembang atau setiap kelompok siswa di kelas selalu dalam keadaan terpacu, untuk mewujudkan daya pacu ini akan semakin berkembang jika siswa juga mendapat layanan untuk mengabadikan daya kompetisinya seperti dengan dukungan rekaman video (Rahmat, 2004).
  
C. KOMPONEN EKONOMI TOKEN
Rahmat (2004) menyebutkan bahwa ada beberapa komponen token ekonomi yang dibutuhkan, diantaranya:
1) Token atau simbol praktis dan atraktif untuk memicu tumbuhnya motivasi belajar.
2) Definisi target perilaku jelas.
3) Dukungan penguatan (reinforcers) dengan barang yang berharga.
4) Sistem penukaran token atau symbol.
5) Sistem dokumentasi atau perekam data.
6) Konsistensi dalam implementasi untuk menjunjung konsistensi itu sebaiknya terdapat panduan teknis yang tertulis sebagai pegangan pelaksanaan tugas sehingga apa yang direncanakan itulah yang dilaksanakan.

D.     LANGKAH PELAKSANAAN EKONOMI TOKEN
Terdapat beberapa langkah utama yang harus dipersiapkan ketika akan melaksanakan ekonomi token. Kurniawati (2010) menyebutkan beberapa langkah tersebut diantaranya:
1.      Menentukan perilaku target.
Semakin homogen individu kelompok yang dikenai token ekonomi, maka akan semakin mudah menstandarisasikan aturan-aturan yang berlaku dalam token ekonomi.
2.      Mencari garis basal.
Mencari garis basal yaitu memperoleh data sebelum melakukan penanganan, biasanya melalui pengamatan selama dua minggu terhadap perilaku target. Sesudah program dimulai, kita bisa membandingkan data dengan yang diperoleh saat menentukan garis basal, sehingga dapat menentukan efektivitas program.
3.       Memilih back up reinforcer.
Memperhatikan bagaimana karakteristik peserta program dan apa saja kira-kira barang yang dibutuhkan. Barang yang menjadi pengukuh haruslah barang yang dapat digunakan atau consumable. Perlu diperhatikan pula tempat penyimpanan, dan dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan program.
4.       Memilih tipe token yang akan digunakan.
Secara umum, tipe token haruslah menarik, ringan, mudah dipindahkan, tahan lama, mudah dipegang, dan tidak mudah dipalsukan. Beberapa contoh yaitu: stiker, keping logam, koin, check-mark, poin, poker chip, stempel yang dicap dibuku, tanda bintang, kartu, dan lain-lain.
5.      Mengidentifikasikan lokasi yang tepat.
Token dapat diberikan dimana saja, asal diberikan setelah perilaku target muncul.

E.      KRITERIA PEMILIHAN TOKEN
Pemilihan token pada anak hendaknya disesuaikan dengan kondisi anak (Kurniawati, 2010), kriteria pemilihan token tersebut diantaranya:
1) Disukai atau menarik perhatian anak.
2) Mencukupi bila diperlukan.
3) Praktis tidak menyusahkan.
4) Dalam bentuk yang tidak boleh dihimpunkan, dilihat, disentuh, dan dibilang.
5) Tidak mudah diperoleh di tempat lain atau tidak mudah dipalsukan.
6) Tahan lama.

F.       KELEBIHAN DAN KELEMAHAN EKONOMI TOKEN
a.       Kelebihan
-          Membantu anak yang memiliki gangguan fisik (cacat) ketika belajar di kelas.
-          Menangani anak-anak dengan masalah antisosial.
-          Menurunkan tingkat absent dan meningkatkan performa akademik.
-          Mengurangi perilaku agresif anak.
-          Mengelola perilaku anak dalam keluarga.
b.      Kelemahan
-          Kurangnya pembentukan motivasi intrinsik, karena token merupakan dorongan dari luar diri.
-          Dibutuhkan dana lebih banyak untuk penyediaan pengukuh pendukung/back up reinforcer.
-          Adanya beberapa hambatan dari orang yang memberikan dan menerima token.

G.     PELAKSANAAN EKONOMI TOKEN
Ekonomi token untuk meningkatkan kedisiplinan pada anak usia dini:
       I.            Latar Belakang
Disiplin merupakan suatu cara untuk memperbaiki tingkahlaku yang salah. Disiplin juga mendorong, membimbing dan membantu anak agar memperoleh perasaan puas karena kesetiaan, kepatuhan, dan mengajarkan kepada anak bagaimana berpikir secara teratur. Kedisiplian sangatlah penting untuk diterapkan pada anak sejak usia dini.
Pada masing-masing kelas yang ada di TK Pertiwi Sidomulyo menunjukkan masih saja ada anak yang menunjukkan perilaku kurang disiplin hal ini terlihat dari ada beberapa siswa yang datang terlambat ke sekolah, dan pada saat proses pembelajaran berlangsung seperti pada saat kegiataan pembukaan yaitu pada saat berdoa masih ada anak yang bercanda dan berbicara dengan temannya yang lain, pada saat mencuci tangan ada anak yang tidak mau antre, atau pada saat bermain anak berebut mainan dengan temannya dan lain sebagainya. Hal ini berarti bahwa anak belum mematuhi dan memahami adanya aturan yang berlaku dalam proses pembelajaran berlangsung.
    II.            Kelompok Sasaran
Kelompok sasaran pada penerapan ekonomi token untuk meningkatkan disiplin pada anak usia dini ini adalah siswa TK Pertiwi Sidomulyo.
 III.            Penentuan Perilaku Target
Pada minggu pertama penerapan ekonomi token, sepertiga siswa TK Pertiwi Sidomulyo mau antre ketika mencuci tangan, tidak berebut mainan dengan temannya, dan tidak bercanda serta berbicara ketika berdoa.
Pada minggu kedua penerapan ekonomi token, setengah dari seluruh siswa TK Pertiwi Sidomulyo mau antre ketika mencuci tangan, tidak berebut mainan dengan temannya, dan tidak bercanda serta berbicara ketika berdoa.
Pada minggu ketiga penerapan ekonomi token, ¾ dari seluruh siswa TK Pertiwi Sidomulyo mau antre ketika mencuci tangan, tidak berebut mainan dengan temannya, dan tidak bercanda serta berbicara ketika berdoa.
Pada minggu ke empat penerapan ekonomi token, seluruh siswa TK Pertiwi Sidomulyo mau antre ketika mencuci tangan, tidak berebut mainan dengan temannya, dan tidak bercanda serta berbicara ketika berdoa.
 IV.            Garis Basal Perilaku
Dalam menentukan garis basal perilaku, ditentukan dengan cara melihat kebiasaan disiplin siswa TK Pertiwi Sidomulyo selama 2 minggu sebelum dilakukannya program ekonomi token. Selanjutnya dibandingkan dengan tiga bulan setelah diperlakukannya program ekonomi token. Lalu dianalisis apakah penerapan metode ekonomi token dapat meningkatkan kedisiplinan siswa.
    V.            Pemilihan Tipe Token
Token yang diberikan kepada kelompok eksperimen disesuaikan denga usia mereka, karena subjek dalam penelitian ini merupakan anak usia dini maka token yang sesuai untuk anak usia dini ini berupa striker berlogo TK Pertiwi dengan stempel sekolah. Stiker dapat menarik perhatian anak untuk bisa mereka miliki, karena stiker bersifat ringan, tahan lama, mudah dipegang dan tentunya tidak dapat dipalsukan.
 VI.            Staf Pelaksana
Staf yang dipilih adalah pengajar di TK Pertiwi Sidomulyo untuk mengawasi dan memberikan token selama satu bulan program ekonomi token yang diberikan kepada siswa TK Pertiwi Sidomulyo.
VII.            Lokasi Pelaksanaan
Lokasi pelaksanaan modifikasi perilaku dengan metode ekonomi token yaitu di TK Pertiwi Sidomulyo.
VIII.            Teknik Pelaksanaan
Token diberikan tiap kali siswa TK Pertiwi Sidomulyo melakukan kegiatan pada tiap harinya sebagai berikut:
No.
Kegiatan
Jumlah token
1.
Berbaris ketika masuk kelas
1 buah stiker
2.
Berdoa
1 buah stiker
3.
Mengerjakan tugas
2 buah stiker
4.
Membereskan mainan
2 buah stiker
5.
Mengantre saat mencuci tangan
2 buah stiker
6.
Mengantre saat bersalaman dengan guru
2 buah stiker
Pada minggu pertama dan ke dua:
-          siswa yang dapat mengumpulkan 50 stiker dapat ditukarkan dengan tumbler (tempat minum).
-          siswa yang dapat mengumpulkan 40 stiker dapat ditukarkan dengan kotak pensil dan krayon.
-          siswa yang dapat mengumpulkan 35 stiker dapat ditukarkan dengan buku berhitung dan mewarnai
Pada minggu ke tiga dan ke empat:
-          siswa yang dapat mengumpulkan 45 stiker dapat ditukarkan dengan kotak pensil dan krayon.
-          siswa yang dapat mengumpulkan 35 stiker dapat ditukarkan dengan kotak pensil dan penghapus.
-          siswa yang dapat mengumpulkan 30 stiker dapat ditukarkan dengan buku cerita.
 IX.            Biaya Respon/Denda
Jika siswa tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan pendisiplinan tersebut maka 2 token (stiker) yang dimiliki akan dicoret dengan spidol merah dan dianggap tidak berlaku.
    X.            Supervisi Staf
Supervisi dilakukan oleh staf pelaksana selama satu bulan penuh dan dengan mencatat perkembangannya pada tiap minggu.
  
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari penjelasan yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
-          Token ekonomi merupakan suatu wujud modifikasi perilaku yang dirancang untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dengan pemakaian token (tanda-tanda).
-          Metode token ekonomi dinilai efektif untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan.
-          Token ekonomi dapat meningkatkan perilaku kedisiplinan anak usia dini dalam melakukan kegiatan sehari-hari ketika berada di sekolah.

  
DAFTAR PUSTAKA

Davidson, Gerald, dkk. 2010. Psikologi Abnormal. Jakarta: Rajawali Press.
Edwards, Drew. 2006. Ketika Anak Sulit Diatur: panduan bagi para orang tua untuk mengubah masalah perilaku anak. Bandung: Kaifa.
Kurniawati, Yuli. 2010. Modifikasi Perilaku Anak Usia Dini. Semarang: UNNES.
Rahmat, Firlia. 2004. Token Ekonomi. (Diperoleh 25 Mei 2015 dari http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07620004-firlia-rachmat.ps%20(28).
Wantah, Maria J. 2005. Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Comments

Popular posts from this blog

Unsur Intrinsik Legenda ‘Keong Emas’

REINFORCEMENT DAN PUNISHMENT

PERTANYAAN SEPUTAR ALKALI