essay- Urgensi Komunikasi Terapeutik

this post is also available in PDF, just go to => urgensi komunikasi terapeutik -PDF-

Surakarta, 27 November 2014
Urgensi Komunikasi Terapeutik
Ditulis oleh Denanda Agnes Safitri*
*Mahasiswa S1 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

            Komunikasi merupakan sarana efektif yang sehari-hari kita gunakan untuk bertukar pikiran, berpendapat, serta mempengaruhi cara pikir orang lain, tak terkecuali dalam dunia kesehatan. Bagaimana bisa komunikasi berperan penting dalam konteks kesehatan? Tentu saja untuk menjalankan tugasnya dengan baik tenaga kesehatan misalnya,  perawat, dokter, maupun tenaga medis lainnya memerlukan komunikasi yang baik agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang memadai bagi kliennya.
            Di rumah sakit, Puskesmas, maupun dalam fasilitas pelayanan kesehatan yang lainnya terdapat banyak tenaga medis. Namun pada kenyataannya tenaga medis yang mempunyai waktu berinteraksi paling banyak dengan klien (pasien maupun keluargannya) adalah perawat. Kehadiran perawat untuk pasien selain untuk memberikan pelayanan kesehatan juga mampu memberi kenyamanan bagi pasien. Oleh karena itu, kehadiran perawat dan interaksi antara pasien dengan perawat bisa dikatakan menjadi sebuah ‘obat’ bagi pasien tersebut.
            Komunikasi untuk menunjang peran perawat dan pasien dalam konteks kesehatan dikenal dengan ‘komunikasi terapeutik’. Menurut As Homby (1974) yang dikutip oleh Nurjannah, I (2001) menyebutkan bahwa terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari penyembuhan, dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terapeutik mengandung arti berkaitan dengan terapi. Jadi, ‘komunikasi terapeutik’ adalah komunikasi secara sadar yang dilakukan oleh perawat dan bertujuan untuk kesembuhan pasien.
            Komunikasi terapeutik berbeda dengan komunikasi sosial. Dalam komunikasi terapeutik selalu terdapat tujuan yang spesifik. Oleh karenanya, komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang terencana. Komunikasi paling terapeutik berlangsung ketika pasien dan perawat saling menunjukkan sikap hormat akan individualitas dan harga diri (Kathleen, 2007).
            Komunikasi terapeutik antara perawat dengan klien tidak akan berjalan tanpa terjalinnya hubungan saling percaya. Karena dengan adanya hubungan saling percaya antara perawat dengan klien, klien bisa percaya bahwa perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai harapannya sehingga proses penyembuhan pasien berjalan efektif serta pasien dapat bersikap terbuka pada perawat.
            ........................................................
selengkapnya lihat di urgensi komunikasi terapeutik -PDF-


DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, Andreas Hadi. 2009. Persepsi Pasien tentang Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Asuhan Keperawatan pada Pasien di Unit Gawat Darurat RS. Mardi Rahayu Kudus.
            Jurnal Keperawatan, pp. 3-8.
Nasir, Abdul, et al. 2009. Komunikasi dalam Keperawatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Zen, Pribadi. 2013. Panduan Komunikasi Efektif untuk Bekal Keperawatan Profesional. Jogjakarta: D-Medika.

Comments

Popular posts from this blog

Unsur Intrinsik Legenda ‘Keong Emas’

REINFORCEMENT DAN PUNISHMENT

Post Anestesi Score