Refleksi Puisi Sosial "APA JADINYA BILA"
Refleksi Puisi Sosial "APA JADINYA BILA"
APA JADINYA BILA
(Oleh: Muhammad Zaini)
Apa jadinya negeri ini
bila keserakahan dilegalkan
hanya karena wakil rakyat
tak peduli mereka makin melarat
Apa jadinya negeri ini
bila nurani telah teracuni
tak jernih bersikap diri
sesembahan berpaling pada materi
Apa jadinya negeri ini
bila hukum menjadi komoditi
sebatas tema pariwara politisi
umbar urat leher dilayar televisi
Kami terluka
kami lapar
kami teraniaya
kami dibutakan
Masih adakah pemimpin negeri ini
yang sanggup mewakili..?
Isi puisi
Zaman sekarang banyak pejabat atau wakil rakyat yang hanya memikirkan
kepentingan pribadi mereka. Para wakil rakyat tidak memikirkan rakyat. Saat ini masih banyak rakyat yang
menjerit karena lapar, teraniaya, karena perihnya kehidupan mereka dan melihat
para pemimpin mereka berkorupsi. Mereka yang berkuasa/politisi yang memiliki kepentingan bagi partainya
hanya mengumbar janji dilayar televisi, tanpa ada bukti dan hasil signifikan dari kerja mereka.
Mereka yang kaya dan berkedudukan tinggi kebal akan
hukum, sedang mereka yang miskin ditindas oleh ketatnya hukum di negeri ini.
Rakyat mengharap pemimpin yang adil yang sanggup memimpin dengan penuh
kebijaksanaan dan kejujuran, serta pemimpin yang memimpin untuk rakyat dengan
sepenuh hati bukan dengan sepenuh materi.
Makna Puisi
Puisi ini mengandung makna tentang ketidakadilan yang
dirasakan oleh rakyat. Pembaca maupun pendengar puisi ini dapat merasakan gambaran keadaan yang dilukiskan penyair mengenai jeritan rakyat akibat pemimpin yang kurang bertanggung jawab dan tidak merasakan apa yang dirasakan rakyatnya. Para pemimpin/pejabat seolah melupakan janji-janjinya, serta masih perlu belajar agar peka terhadap
jeritan rakyat.
Amanat Puisi
•
Jadilah pemimpin yang bekerja untuk rakyat dengan sepenuh hati, karena pemimpin negara itu
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
•
Jadilah pemimpin yang bertanggung jawab akan janji yang telah diucapkan.
Comments
Post a Comment