Gagalnya Esperanto Menjadi Bahasa Universal
GAGALNYA ESPERANTO
MENJADI BAHASA UNIVERSAL
Terkadang
muncul rasa minder dan takut saat berbicara pada seseorang dari mancanegara,
terlebih lagi jika belum bisa berbahasa Inggris dengan lancar. Memang terkadang
bahasa menjadi kendala dalam berkomunikasi. Jangankan berbeda Negara, berbeda
suku bangsa pun bahasanya tak sama. Namun, untuk lingkup nasional kita dapat
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.
Ludovich Lazarus Zamenhoff |
Nah,
sekarang bagaimana dengan berkomunikasi di lingkup dunia? Sekarang banyak
bahasa yang digunakan sebagai bahasa internasional. Bahasa yang terbanyak
penuturnya adalah bahasa Mandarin. Selain itu bahasa Inggris, Jerman, Arab, dan
Perancis juga digunakan secara luas.
Andai saja
ada satu bahasa yang digunakan secara universal, tentu saja umat manusia di
seluruh dunia bisa saling berkomunikasi dengan mudah dan lancar. Hal tersebut
pernah digagas oleh Ludovich Lazarus Zamenhoff. Ia merupakan seorang dokter
dari Polandia.
Pada tahun
1877 Ludovich Zamenhoff mulai menciptakan bahasa yang ia beri nama “Lingvo
Internacia”. Sepuluh tahun kemudian baha tersebut terkenal dengan sebutan
bahasa “Esperanto”. Esperanto sendiri adalah nama samaran dari Ludovich
Zamenhoff.
Esperanto
dikenalkan pada dunia sebagai bahasa universal sebagai pengganti bahasa
internasional yang banyak digunakan saat itu, bahasa Yunani, Latin, Inggris,
dan Arab. Banyak Negara yang menyambut bahasa Esperanto dengan antusias, dengan
harapan bahasa tersebut dapat menjembatani konflik antarnegara. Saat itu setiap
Negara ingin bahasanya dipakai sebagai bahasa internasional.
Ludovich Lazarus Zamenhoff |
Bahasa
Esperanto memiliki banyak kelebihan. Ia netral, tak berpihak pada Negara
manapun. Selain itu, bahasa Esperanto juga mudah dipelajari karena tata
bahasanya sederhana. Katanya, bahasa tersebut lima kali lebih mudah dibanding
dengan bahasa Ingggris, dan sepuluh kali lebih mudah dibanding bahasa Arab dan
Mandarin.
Penyebaran
bahasa Esperanto tidak secara terang-terangan, namun secara gerilya. Tidak ada
Negara yang mengajarkannya secara resmi di sekolah-sekolah. Tetapi Hungaria,
Vietnam, dan Tiongkok mendanai organisasi yang mengajarkan bahasa Esperanto
ini.
Saat ini
(2014), bahasa Esperanto telah manapaki usianya yang ke-137. Kurang lebih dua
juta manusia menggunakannya sebagai media komunikasi. Dengan populasi dunia
yang mencapai lebih dari enam milyar jiwa, bahasa Esperanto nampaknya mustahil
dipakai sebagai bahasa internasional.
Permasalahan
mengenai penyebarannya yaitu kurang adanya kekuatan dukungan politik dan
ekonomi. Di samping itu, beberapa Negara melarang penggunaan bahasa Esperanto
karena dianggap sebagai alat penyebaran komunisme.
Menurut
saya, bahasa di dunia tidak harus dibuat sama, tidak harus hanya ada satu
bahasa di dunia ini. Beragam bahasa yang hidup dan berkembang di antara kita
malah bisa menjadi warna tersendiri. Hal itu juga membuat kita lebih menghargai
sesama dan bersyukur pada Tuhan atas karuniaNya untuk kita, salah satunya
adalah bahasa.
Comments
Post a Comment